Bandung sebenarnya sudah tidak asing buatku karena aku pernah mengajar di sana selama satu tahun. Tapi, itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tepatnya periode tahun 1993/1994. Dan sesudah tahun 1994 aku juga sering pergi ke Bandung untuk berbagai urusan. Nah, saat BPK Penabur Jakarta mengadakan acara rekreasi ke Bandung pada penghujung Maret 2006, aku pun mendaftar karena Bandung memang tidak membosankan.
Ini sebenarnya merupakan rangkaian perjalanan Garut-Bandung. Tapi, sengaja kupisah supaya lebih terfokus ke tiap kota. Setelah meninggalkan Garut pada pukul 09.30, akhirnya kami tiba di Bandung saat makan siang. Kami makan siang di Restoran Sindang Reret yang terletak di Jalan Suropati No.35 Cibeunying Bandung. Selain di Jalan Suropati, restoran ini juga bisa dijumpai di Lembang dan Ciwidey, Bandung Selatan. Resto Sindang Reret yang terletak di Lembang lebih luas karena ada hotelnya, ada arena untuk out bond, dan play ground. Menu yang tersedia adalah masakan khas Sunda, seperti ikan bakar, ikan goreng, karedok, dan nasi timbel. Sebenarnya masih ada jenis masakan lain, tapi yang kuingat hanya itu.
Menu yang dipesan oleh panitia buat kami adalah nasi timbel. Nasi timbel ini adalah nasi yang dibungkus daun pisang dengan lauk berupa ayam/empal goreng, tahu & tempe goreng, pepes tahu/teri, ikan asin jambal roti, rempeyek kacang, dan lalapan. Semua itu disajikan dalam piring yang terbuat dari anyaman bambu/rotan. Harga satu paket itu dulu Rp 25.000.
Seusai makan siang, kami dibawa ke factory outlet yang terletak di Jalan Juanda dan Jalan Riau. Di situ memang pusatnya FO, seperti HERITAGE, THE SUMMIT, STAR FASHION, RICH & FAMOUS, dll. Harganya menurutku lebih murah di ITC Mangga Dua. Harga kaos per potong di FO minimal Rp 75.000. Tapi, kalau di FO kan ada embel-embelnya sisa ekspor. Aku tidak tertarik untuk membeli apa pun di FO tersebut. Di Jakarta saja banyak, ngapain beli di Bandung. Kalau pergi ke Bandung, aku lebih suka berwisata kuliner dan membeli makanan khas Bandung buat oleh-oleh – biasanya di Kartikasari Jalan Juanda atau Jalan Kebon Kawung --.
Saat makan malam tiba, kami dibawa ke Restoran Hotin di Jalan Sudirman No. 178. Menunya Chinese Food. Di sini diadakan acara kebersamaan dan pembagian door prize. Seperti biasa, aku tidak pernah beruntung mendapatkannya. Ana juga tidak mendapat apa-apa. Waktu acara Family Day di Ancol, door prizenya ada beberapa unit sepeda motor, kulkas, televisi, mesin cuci, handphone, kamera digital, dll. Door prize yang di Bandung ini hanya berupa uang tunai dan tape recorder.
Setelah acara selesai pada pukul 21.00, kami segera menuju Hotel Sukajadi – hotel bintang tiga --. Ketika kulihat brosurnya, kok desainnya mirip dengan Hotel Mutiara di Jalan Kebon Kawung. Ternyata pemiliknya bersaudara. Sebenarnya Awi mau mengajak Aku dan Ana makan serabi/surabi di Jalan Setiabudi depan Kampus Enhaii, tapi kami sudah kekenyangan sehingga yang pergi hanya Awi dan dua tour leadernya. Serabi yang dijual di sana ada bermacam-macam rasa, tapi aku lebih suka serabi solo karena lebih gurih rasanya. Apalagi yang memakai topping nangka, hmm yummy!
Setelah check out dari hotel pada pukul 08.00, kami menuju ke Rumah Stroberi di Lembang. Arahnya dekat dengan Restoran Kampung Daun dan Restoran The Peak. Kubayangkan kami akan memanen stroberi. Ternyata sesampainya di sana, stroberi sudah dipanen sehari sebelum kami datang. Kalau tidak segera dipanen, stroberi akan membusuk. Yah, cuma melihat-lihat tanaman stroberi tanpa buah dan membeli jus stroberi.
Dari Rumah Stroberi, kami menuju Cihampelas. Orang-orang berbelanja pakaian dan makanan buat oleh-oleh. Aku dan Ana cuma duduk-duduk di dekat bus sambil makan es durian dan mi kocok Bandung. Aku tidak tertarik membeli pakaian di sana walaupun harganya murah-murah. Pikirku, di Jakarta City Center, Jatinegara, Tanah Abang, Pasar Baru, dan Mangga Dua juga banyaaaaaaaak. Pokoknya waktu itu aku lagi bad mood buat berbelanja pakaian.
Jalan Cihampelas kan sudah di bawah dekat dengan pintu tol ke Jakarta, eh kami naik lagi ke Sukajadi atau Setiabudi (lupa) untuk makan siang di Restoran Daun Pisang. Menunya Sundanese Food. Kelihatannya orang-orang sudah loyo sehingga dari makan siang kami langsung kembali ke Jakarta. Sebenarnya masih ada satu objek kunjungan lagi, yaitu tempat pemerahan susu sapi di Padalarang. Di sana yoghurtnya sangat enak. Dijual per kemasan 250 ml dengan harga Rp 12.500. Di dalam kemasan plastik tersebut masih ada potongan-potongan buah sesuai dengan rasa yoghurtnya.
Acara jalan-jalan ke Bandung dengan BPK Penabur Jakarta selesai sampai di sini. Tahun berikutnya akan ada lagi.
Sabtu, 27 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar